Jumat, 01 Januari 2016

Arsitektur Lansekap



A.    Pengertian Arsitektur Lansekap
Lanskap merupakan bentang alam, mendesain atau merancang dalam suatu gambar, taman, maupun bangunan. Arsitektur Lanskap merupakan gabungan dari ilmu dan seni. Menurut pengertian ilmu tentang arsitektur lanskap, ilmu memiliki nilai fungsi atau kegunaan sebagai efisiensi, lestari, nyaman dan sehat. Sedangkan menurut pengertian seni tentang arsitektur lanskap, seni memiliki nilai estetika atau keindahan sebagai komposisi, harmonis dan serasi. Arsitektur Lanskap merupakan seni dan ilmu menganalisa, merencanakan desain, manajemen, perlindungan dan rehabilitasi suatu lahan.
Beberapa pengertian berikut mungkin akan dapat menyimpulkan  bagaimana pengertian arsitektur pertamanan yang paling mendekati:
Hubbard dan Theodora Kimball mengatakan bahwa arsitektur pertamanan adalah seni yang fungsi utamanya adalah untuk menciptakan keindahan lingkungan di sekitar tempat hidup manusia, yang berkenaan dengan peningkatan kenyamanan, kemudahan dan kesehatan penduduk perkotaan yang sehari-harinya amat sibuk, sehingga perlu penyegaran. (An Introduction to The Study of Landscape Design).
Garret Eckbo (Architecture for Living) mendefinisikan Arsitektur lansekap sebagai berikut: “…..arsitektur pertamanan adalah bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau dibentuk oleh manusia di luar bangunan, jalan, utilitas dan sampai ke alam bebas, yang dirancang terutama sebagai ruang untuk tempat tinggal manusia.
Joseph Paxton tokoh perancang Inggris abad ke 19 berteori: “…  bahwa perbedaan yang ada antara arsitektur dan pertamanan terletak pada alat teknik, dan bahan yang diterapkannya”. Brian Hacket bahkan menambahkan dengan: “… dab kawasan lahannya mampu berubah dan berkembang. Semua yang kita dapat dan harus lakukan adalah menggubah dan atau menyesuaikan kawasan lahan agar siap terhadap program yang baru”.
Komitmen dari American Society of Landscape Architects (1979) menyempurnakan definisi dengan: “… pekerjaan pengurusan lahan yang pada ujud dasarnya arsitektur pertamanan adalah suatu keahlian masa depan, perencanaan kawasan dan perancangan pertamanan  yang merupakan  tindakan  jujur”. Sedangkan jabaran cakupan profesionalnya adalah sebagai berikut: “…The Art of design, planning or management of the land arrangement of natural and man made elements there on through appication of cultural and scientific knowledge, with concern for resource, conservation and stewardship, to the end that the resultante environment serves as useful and enjoyable purpose”.
B.     Sejarah Arsitektur Lansekap
Istilah Arsitektur Lanskap pertama kali diperkenalkan oleh Frederik Law Olmsted pada tahun 1858 di Amerika, setelah dia bersama Calvert Vaux menghasilkan karya Central Park, New York. Sejak itu Olmsted menyebut dirinya sebagai Landscape Architect (sebelumnya dikenal sebagai Rural Embellisher). Contoh aplikasi ilmu dari Arsitektur Lanskap yang mungkin sudah biasa terdengar adalah perencanaan ruang terbuka hijau (RTH), manajemen kawasan konservasi hutan alam, konservasi kawasan mangrove, dan taman-taman lingkungan. Arsitektur Lanskap itu menata suatu lanskap yang ukurannya tergantung luasan yang akan dikaji. Lanskap yang dibahas dalam ilmu ini dapat berupa luasan mikro, meso hingga makro. Contoh dari lanskap mikro adalah pekarangan rumah, lanskap meso contohnya taman-taman lingkungan, dan lanskap makro contohnya adalah hutan kota dan taman nasional.
Di Indonesia, arsitektur lansekap mulai mendapat tempat terhormat beberapa tahun terakhir. Kesadaran masyarakat dalam menciptakan ruang hijau nan asri serta dapat menyokong kehidupan didalamnya menjadi landasan penting bagi keberadaan ilmu ini. Di era saat ini, dimana semakin marak terjadi perubahan struktur lahan terbuka (hijau) menjadi area terbangun, Arsitektur Lanskap dituntut untuk lebih berkontribusi dalam membangun lingkungan pemukiman-pemukiman dan perkotaan yang tetap ramah bagi ekosistem sekitarnya. Dalam penerapannya, Arsitektur Lanskap berkiblat pada ilmu ekologi, yang mengutamakan keseimbangan hidup antar seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi. Dalam hal ini, Arsitektur Lanskap ada sebagai suatu ilmu yang dapat menyelaraskan kehidupan manusia dengan alam, sehingga keduanya bisa terus hidup seimbang dan saling menguntungkan. Jika dikaji lebih dalam, maka aspek dari keilmuan Arsitektur Lanskap dapat menjadi ilmu terapan yang lebih spesifik lagi, terutama dalam aspek cakupan kawasannya. Contoh pengembangan dari ilmu Arsitektur Lanskap: Streetscape, yaitu lanskap/pemandangan di sepanjang koridor jalan, jalan yang alami dengan jalur hijaunya, contohnya adalah high way, median jalan, traffic island. Cityscape, yaitu lanskap di kawasan kota yang didominasi oleh area terbangun. Ruralscape, yaitu lanskap di daerah pedesaan di mana lanskap alami dan lanskap pertanian merupakan pemandangan dominan. Seseorang yang berprofesi dengan ilmu Arsitektur Lanskap seringkali dikenal sebagai seorang Arsitek Lanskap. Sertifikasi profesi Arsitek Lanskap diberlakukan mulai 1 April 2002 dan dikeluarkan oleh Badan Sertifikasi Keahlian Arsitektur Lanskap (BSKAL). Adapun yang dikerjakannya dapat berupa suatu perencanaan, desain, ataupun rencana pengelolaan (management) suatu lanskap, baik dalam cakupan mikro hingga makro, baik dalam kawasan perkotaan maupun perdesaan.
C.    Tujuan Arsitektur Lansekap
1.    Meningkatkan keindahan, keselarasan, kenyamanan dan keamanan lingkungan.
2.    Menyelamatkan dan memperbaiki lingkungan.
3.    Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia dalam memanfaatkan kebutuhan lahan secara efisien tanpa merusak sumber daya alam dalam menunjang kehidupan social dan ekonomi.
4.    Menciptakan tempat yang lebih baik dari sebelumnya sesuai keinginan. 
D.    Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap
Arsitektur Lanskap berperan aktif dalam berbagai proyek dari skala besar maupun skala kecil.
Skala besar Arsitektur Lanskap berperan sebagai:
1.      Perancangan tapak daerah industri
2.      Studi perancangan regional
3.      Perancangan kawasan rekreasi atau tamasya.
Sedangkan skala kecil dari Arsitektur Lanskap berperan sebagai:
1.      Taman lingkungan
2.      Taman kantor
3.      Taman rumah
E.     Perencanaan Lansekap
Menurut pengertian dalam Arsitektur Lanskap, perencanaan (planning) adalah proses yang dinamis dan meningkat untuk memecahkan berbagai permasalahan atau persoalan yang ditemukan pada  tapak serta merumuskan dan menjabarkan daerah-daerah fungsional dan termasuk dalam proses untuk pengambilan keputusan. Secara umum, proses perencanaan (planning) dan perancangan (design) dapat dijelaskan melalui tahapan berikut:
1.      Persiapan
Dilakukan perumusan tujuan, program, informasi mengenai keinginan dan pembuatan kesepakatan (kontrak). Penyiapan sumber daya, bahan dan alat untuk keperluan lapang (field) maupun di ruang kerja atau studio (desk). Kegiatan yang dilakukan dalam proses persiapan antara lain jadwal kerja kegiatan perencanaan, rencana biaya pelaksanaan kegiatan perencanaan dan produk perencanaan yang akan dihasilkan.
2.      Inventarisasi
Dilakukan pengumpulan data awal, survei lapang (praktek lapangan), wawancara, pengamatan, perekaman dan lain-lain. Inventarisasi terdiri dari empat aspek utama, yaitu:
a.       Aspek fisik dan biofisik, yang diletakkan pada peta dasar berupa:
- Ukuran
- Bangunan atau konstruksi
- Drainase
- Topografi
- Tanah
- Tanaman
- Wildlife (marga satwa)
- Iklim atau geografi
- View (pemandangan).
b.      Aspek sosial dan budaya, berupa:
- Jumlah dan usia user (pemakai)
- Tingkat pendidikan
- Faktor kesukaan dan pantangan
- Faktor kebutuhan
- Pengaruh adat, kepercayaan dan lain-lain.
c.       Aspek ekonomi, berupa:
- Faktor pendanaan dan pembiayaan
- Sustainabilitas dari lanskap.
d.      Aspek teknik, berupa:
- Peraturan
- Undang-Undang.
Inventarisasi berasal dari existing condition (keadaan awal). Intensitas interaksi perancang dengan tapak harus tinggi untuk menjamin presisi. Inventarisasi lebih mudah bila didukung oleh peralatan pendukung yang modern. 
3.      Analisis
Merupakan tahap penilaian terhadap masalah atau persoalan dan hambatan serta potensi yang dimiliki oleh tapak.
Kegiatan analisis memiliki tujuan, sasaran dan fungsi yang diperoleh dari:
a.       Data secara kualitas deskriptif, berupa:
- Potensi tapak
- Kendala tapak
- Amenities (kesenangan, kenikmatan atau fasilitas-fasilitas) tapak
- Danger signals (tanda bahaya) tapak.
b.      Data secara kuantitatif, yang digunakan dalam penentuan batas daya dukung tapak.
4.      Sintesis
Merupakan masalah atau persoalan yang dicari solusinya, sedangkan potensi dikembangkan dan dioptimalkan. Sintesis dapat diperoleh dari konsep perencanaan tata letak/rencana tapak (site planning) yang berperan dalam mengolah input dari sintesis yang hasilnya berupa alternatif-alternatif perencanaan. Selain itu, juga berperan dalam membagi ruang dan daerah fungsional.
5.      Konsep
Merupakan pengembangan dari hasil-hasil analisis-sintesis (alternatif terpilih). Konsep dapat memberikan rincian spesifik fungsi komponen atau elemen-elemen lanskap atau bahkan jenis yang akan digunakan. Konsep terdiri atas konsep dasar dan konsep pengembangan (konsep tata ruang, konsep tata hijau, konsep sirkulasi, konsep fasilitas, konsep utilitas dan sebagainya).
6.      Perencanaan (planning)
Tahap pengembangan konsep yang dinyatakan sebagai rencana lanskap (landscape plan), yang dapat disajikan dalam bentuk rencana lanskap total atau rencana tapak (site plan).
7.      Perancangan (design) atau desain.
Berisi elemen-elemen yang sudah harus spesifik dalm hal jumlah, ukuran, jenis, warna dan lain-lain. Hasil dari desain berupa rancangan lanskap detail (gambar tampak dan potongan, rancangan penanaman, konstruksi, instalasi dan sebagainya) serta uraian-uraian tertulis (RAB/Rencana Anggaran Biaya). Desain berfungsi sebagai bestek (gambar kerja). Dalam sebuah desain, yang harus diperhatikan yaitu:
a.         Skala atau perbandingan
b.        Teknik atau cara menggambar/mendesain
c.         Penggunaan simbol yang digunakan
d.        Diterima secara umum
e.         Gambar pendukung: tampak, potongan, axonometric dan perspektif.
f.         Elemen-elemen yang spesifik, berupa jumlah, ukuran, warna, jenis, proporsi, bentuk, titik, garis, ruang dan lain-lain.
F.     Perancangan Lansekap
Perancangan Lanskap merupakan tahapan lanjutan dari perencanaan lanskap yang dapat menghasilkan beberapa produk, baik dalam bentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi. Adapun produk desain dalam bentuk dua dimensi dapat berupa presentasi gambar detil dalam skala tapak: denah, desain penanaman (planting desain), tampak depan, tampak samping, tampak burung, perspektif, hingga gambar potongan. Sedangkan untuk produk 3 dimensi dapat berupa maket. Hasil perancangan ini, baik 2 dimensi dan juga 3 dimensi dapat disajikan dalam bentuk softfile maupun hardfile.
G.    Pengelolaan Lansekap
Pengelolaan Lanskap (Landscape Management) Pengelolaan Lanskap yaitu tahap dimana seorang arsitek lanskap membuat penyusunan tujuan pengelolaan, perencanaan pelaksanaan pengelolaan, pelaksanaan pemeliharaan, dan juga pemantauan pelaksanaan dan perencanaan ulang bila diperlukan. Ada dua macam pengelolaan yang harus diperhatikan, yaitu pengelolaan ideal dan pengelolaan fisik. Pengelolaan ideal adalah pengelolaan yang dilakukan agar suatu lanskap dapat terus berfungsi sebagaimana awal lanskap itu dibuat. Sedangkan pengelolaan fisik adalah pengelolaan yang dilakukan agar setiap elemen (benda) yang ada dalam suatu lanskap dapat terus tampil prima dan baik, contohnya adalah pemangkasan rumput, perbaikan lampu taman, pemupukan, pengairan tanaman, dan lain-lain.


H.    Taman
Taman merupakan tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur-unsur  lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Peranan dan fungsi taman dalam arsitektur lanskap antara lain:
1.      Taman sebagai bentuk ekosistem mini.
Merupakan tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup, dalam hal ini berupa lingkungan alam, lingkungan buatan dan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi.
2.      Taman sebagai tatanan lingkungan.
Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan atau bentuk. Pembangunan berwawasan lingkungan memiliki perencanaan dalam menggunakan, memanfaatkan, maupun mengelola sumber daya secara bijak dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas hidup, termasuk kesejahteraan manusia.
3.      Taman sebagai bagian tatanan lingkungan.
Berupa sembilan fungsi taman sebagai tatanan lingkungan, diantaranya fungsi estetis (estetika atau keindahan), fungsi hidrologis (tata air), fungsi klimatologis (iklim, cuaca, suhu dan tata udara), fungsi edaphis (lingkungan hidup satwa atau keanekaragaman hewan/binatang), fungsi ekologis (persebaran lingkungan maupun saling ketergantungan antar makhluk hidup), fungsi protektif (faktor kenyamanan berupa angin, cahaya dan kelembaban), fungsi produktif (hasil atau produksi), fungsi edukatif (bernuansa pendidikan, pengetahuan, pemahaman dan ilmu) serta fungsi higienis (terjamin). Taman sebagai bagian dari tatanan lingkungan dapat memberikan kesan berupa perpaduan antara soft material dengan hard material yang memberikan nilai estetika yang baik. Selain itu, terdapat hubungan saling ketergantungan, misalnya dalam rantai makanan antara tikus, ular, elang dengan bakteri pengurai dan proses penyerbukan pada bunga.
4.      Taman sebagai sarana koleksi flora dan fauna di kawasan perkotaan.
Flora dan fauna nasional dan maskot daerah merupakan bagian dari kekayaan keanekaragaman hayati makhluk hidup. Banyak tumbuhan liar (gulma/tanaman penggangu) memiliki nilai estetika yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias di lingkungan perkotaan.
Elemen pada taman terdiri dari dua bagian, yaitu soft material dengan hard material.
1.    Soft material, merupakan elemen yang dominan, terdiri dari:
a.       Pohon
b.      Perdu
c.       Semak
d.      Penutup tanah (mulsa)
e.       Rumput.
Soft material berfungsi sebagai:
a.       Pelindung atau naungan
b.      Masalah/problem kebisingan/proteksi bising atau suara yang mengganggu
c.       Pengarah (mengarahkan ke suatu tempat atau tujuan)
d.      Pembatas (membatasi suatu lahan atau areal tertentu)
e.       Pemecah angin (pohon, semak dan perdu)
f.        Penghalang pandang
g.      Proteksi terhadap bau (memakai pengharum untuk menghilangkan bau yang tidak sedap atau menyengat).
2.    Hard material, merupakan elemen selain vegetasi (selain dari persebaran dan keanekaragaman tumbuhan atau tanaman), yang dimaksud disini adalah benda-benda yang dirancang membentuk sebuah taman, terdiri dari:
a.       Bangunan
b.      Gazebo (rumah taman)
c.       Kursi atau bangku taman.
d.      Kolam ikan
e.       Pagar taman
f.       Pergola (perambat tanaman)
g.      Fasilitas tempat sampah
h.      Air mancur taman
i.        Lampu taman
Hard material berfungsi sebagai:
a.       Penambah suasana untuk meningkatkan nilai-nilai estetika atau keindahan
b.      Dapat membangkitkan jiwa seni seseorang
c.       Sebagai tempat untuk meningkatkan rasa kenyamanan, keamanan dan kenikmatan
d.      Menambah pengetahuan
e.       Sebagai tempat bertamasya, rekreasi atau objek wisata.
Sesuai dengan pembatasan penulisan makalah ini maka untuk lebih spesifik lagi perlu dikenal fungsi taman yang sebenarnya sehingga mencapai sasaran yang dituju dalam penulisan ini. Berbagai fungsi taman yang dapat dirasakan manfaatnya adalah sebagai berikut:
1.    Fungsi untuk kesehatan



Untuk fungsi ini taman dianalogikan dengan paru-paru manusia bagi sebuah lingkungan. Tanaman pada taman tersebut pada siang hari melangsungkan proses simbiose mutualistis dengan manusia. Proses pernafasan menusia diperlukan bagi proses asimilasi pada tanaman, begitu pula sebaliknya.



2.    Fungsi untuk keindahan



Taman yang ditata dengan baik dan dirancang dengan tepat dapat  memberikan kesan asri, tenang, nyaman dan menyejukkan. Hal ini diperlukan manusia (terutama di kota-kota besar) sebagai kompensasi dari kesibukan kerja sehari-hari, untuk menggairahkan semangat baru bagi kegiatan selanjutnya.



3.    Taman sebagai daya tarik



Taman yang ditata di lingkungan sebuah bangunan dengan penataan yang menarik akan merupakan daya tarik dan ciri khas dari bangunan tersebut.



4.    Taman sebagai penunjuk arah



Penempatan tanaman tertentu pada taman sedemikian rupa dapat menjadi penunjuk arah dan dapat mengarahkan gerak kegiatan di sebuah lingkungan semisal deretan pohon palem raja di kiri kanan jalan di lingkungan pabrik, deretan cemara lilin di kiri kanan jalan masuk (entrance) bangunan.



5.    Taman sebagai penyaring debu



Bagi pabrik, kilang minyak atau sektor industri lain yang mempunyai kontribusi pada pencemaran udara dari cerobong asapnya, pohon-pohon tinggi dapat membantu memperkecil polusi di luar lingkungan.



6.    Taman sebagai peredam suara



Taman juga berfungsi sebagai peredam suara, baik dalam lingkungan ke luar atau sebaliknya dapat dibantu dengan menggunakan bukitan kecil yang ditanami dengan tanaman semak atau perdu sehingga getaran suara dapat diredam secara alamiah.



7.    Taman sebagai peneduh



Penataan taman dengan menggunakan pohon-pohon rindang akan bermanfaat sebagai peneduh untuk areal terbuka seperti tempat parkir, koridor tempat rekreasi, tempat istirahat dan sebagainya.



8.    Taman sebagai pelestari ekosistem



Dengan hadirnya taman di sekitar bangunan yang terdiri dari berbagai tanaman dan pepohonan akan mengundang serangga atau burung sebagai penyebar bibit, penyilang jenis tanaman, penyerbuk dan sebagainya yang akan berperan sebagai pelestari lingkungan.



9.    Taman sebagai pencegah erosi



Materi taman berupa tanaman, terutama tanaman penutup tanah seperti rerumputan dapat mencegah pengikisan tanah atau erosi.



10.  Taman sebagai fungsi simbolik



Selain memiliki fungsi fisik, taman juga memiliki fungsi simbolik. Nilai-nilai simbolik sering mempengaruhi penataan tata hijau baik tata ruang kota maupun penataan halaman-halaman bangunan. Di Cina dikenal dengan sebutan “Feng shui”. Hal seperti itu tentunya untuk tujuan keselamatan: bagaimana meletakkan tanaman tertentu, dihubungkan juga dengan posisi bangunan, posisi dari arah aliran sungai dan sebagainya. Kadang-kadang ada jenis tanaman yang tabu untuk ditanam di halaman karena akan membawa bala atau kesialan bagi penghuninya. Hal seperti itu tentu saja akan dihindari demi keselamatan.



Dengan demikian keselarasan estetika, kegunaan fisik, kebutuhan simbol-simbol lewat kepercayaan, menghasilkan tata lingkungan dan lansekap yang indah, menyenangkan, nyaman dan selamat lahir maupun bathin.

Tanaman sebagai salah satu unsur pembentuk taman tidak saja hanya mempunyai nilai estetis tetapi berfungsi pula untuk menambah kualitas lingkungan. Fungsi tanman adalah sebagai pengontrol pandangan, pembatas fisik, pengendali iklim, pencegah erosi dan sebagai tempat habitat binatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar