A.
Pengertian
Arsitektur Lansekap
Lanskap merupakan bentang alam, mendesain atau merancang
dalam suatu gambar, taman, maupun bangunan. Arsitektur Lanskap merupakan
gabungan dari ilmu dan seni. Menurut pengertian ilmu tentang arsitektur
lanskap, ilmu memiliki nilai fungsi atau kegunaan sebagai efisiensi, lestari,
nyaman dan sehat. Sedangkan menurut pengertian seni tentang arsitektur lanskap,
seni memiliki nilai estetika atau keindahan sebagai komposisi, harmonis dan
serasi. Arsitektur Lanskap merupakan seni dan ilmu menganalisa, merencanakan
desain, manajemen, perlindungan dan rehabilitasi suatu lahan.
Beberapa pengertian berikut mungkin akan dapat menyimpulkan
bagaimana pengertian arsitektur pertamanan yang paling mendekati:
Hubbard dan Theodora Kimball mengatakan bahwa arsitektur pertamanan adalah seni yang fungsi utamanya
adalah untuk menciptakan keindahan lingkungan di sekitar tempat
hidup manusia, yang berkenaan
dengan peningkatan kenyamanan, kemudahan dan kesehatan penduduk
perkotaan yang sehari-harinya amat sibuk, sehingga perlu penyegaran. (An Introduction to The Study of Landscape Design).
Garret Eckbo (Architecture for Living) mendefinisikan Arsitektur lansekap sebagai berikut:
“…..arsitektur pertamanan adalah bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau dibentuk oleh manusia di luar bangunan,
jalan, utilitas dan sampai ke alam bebas, yang
dirancang terutama sebagai
ruang untuk tempat tinggal manusia.
Joseph Paxton tokoh perancang
Inggris abad ke 19 berteori: “… bahwa perbedaan yang ada antara arsitektur dan pertamanan terletak
pada alat teknik, dan bahan yang diterapkannya”. Brian Hacket bahkan
menambahkan dengan: “… dab kawasan
lahannya mampu berubah
dan berkembang. Semua yang kita dapat dan harus lakukan
adalah menggubah dan atau menyesuaikan kawasan
lahan agar siap terhadap
program yang baru”.
Komitmen dari American
Society of Landscape
Architects (1979) menyempurnakan definisi dengan: “… pekerjaan
pengurusan lahan yang pada ujud dasarnya
arsitektur pertamanan adalah suatu keahlian masa depan, perencanaan kawasan
dan perancangan pertamanan
yang merupakan tindakan
jujur”. Sedangkan jabaran cakupan profesionalnya adalah sebagai berikut: “…The Art of design,
planning or management of the land arrangement of natural
and man made elements
there on through
appication of cultural
and scientific knowledge, with concern for resource, conservation and stewardship, to the end that the resultante environment serves as useful and enjoyable
purpose”.
B.
Sejarah
Arsitektur Lansekap
Istilah Arsitektur Lanskap pertama kali diperkenalkan oleh
Frederik Law Olmsted pada tahun 1858 di Amerika, setelah dia bersama Calvert
Vaux menghasilkan karya Central Park, New York. Sejak itu Olmsted menyebut
dirinya sebagai Landscape Architect (sebelumnya dikenal sebagai Rural
Embellisher). Contoh aplikasi ilmu dari Arsitektur Lanskap yang mungkin sudah
biasa terdengar adalah perencanaan ruang terbuka hijau (RTH), manajemen kawasan
konservasi hutan alam, konservasi kawasan mangrove, dan taman-taman lingkungan.
Arsitektur Lanskap itu menata suatu lanskap yang ukurannya tergantung luasan
yang akan dikaji. Lanskap yang dibahas dalam ilmu ini dapat berupa luasan
mikro, meso hingga makro. Contoh dari lanskap mikro adalah pekarangan rumah,
lanskap meso contohnya taman-taman lingkungan, dan lanskap makro contohnya
adalah hutan kota dan taman nasional.
Di Indonesia, arsitektur lansekap mulai mendapat tempat
terhormat beberapa tahun terakhir. Kesadaran masyarakat dalam menciptakan ruang
hijau nan asri serta dapat menyokong kehidupan didalamnya menjadi landasan
penting bagi keberadaan ilmu ini. Di era saat ini, dimana semakin marak terjadi
perubahan struktur lahan terbuka (hijau) menjadi area terbangun, Arsitektur
Lanskap dituntut untuk lebih berkontribusi dalam membangun lingkungan
pemukiman-pemukiman dan perkotaan yang tetap ramah bagi ekosistem sekitarnya.
Dalam penerapannya, Arsitektur Lanskap berkiblat pada ilmu ekologi, yang
mengutamakan keseimbangan hidup antar seluruh makhluk hidup yang ada di muka
bumi. Dalam hal ini, Arsitektur Lanskap ada sebagai suatu ilmu yang dapat
menyelaraskan kehidupan manusia dengan alam, sehingga keduanya bisa terus hidup
seimbang dan saling menguntungkan. Jika dikaji lebih dalam, maka aspek dari
keilmuan Arsitektur Lanskap dapat menjadi ilmu terapan yang lebih spesifik lagi,
terutama dalam aspek cakupan kawasannya. Contoh pengembangan dari ilmu
Arsitektur Lanskap: Streetscape, yaitu lanskap/pemandangan di sepanjang koridor
jalan, jalan yang alami dengan jalur hijaunya, contohnya adalah high way,
median jalan, traffic island. Cityscape, yaitu lanskap di kawasan kota yang
didominasi oleh area terbangun. Ruralscape, yaitu lanskap di daerah pedesaan di
mana lanskap alami dan lanskap pertanian merupakan pemandangan dominan.
Seseorang yang berprofesi dengan ilmu Arsitektur Lanskap seringkali dikenal
sebagai seorang Arsitek Lanskap. Sertifikasi profesi Arsitek Lanskap
diberlakukan mulai 1 April 2002 dan dikeluarkan oleh Badan Sertifikasi Keahlian
Arsitektur Lanskap (BSKAL). Adapun yang dikerjakannya dapat berupa suatu
perencanaan, desain, ataupun rencana pengelolaan (management) suatu lanskap,
baik dalam cakupan mikro hingga makro, baik dalam kawasan perkotaan maupun
perdesaan.
C.
Tujuan
Arsitektur Lansekap
1. Meningkatkan keindahan, keselarasan,
kenyamanan dan keamanan lingkungan.
2. Menyelamatkan dan memperbaiki
lingkungan.
3. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan
manusia dalam memanfaatkan kebutuhan lahan secara efisien tanpa merusak sumber
daya alam dalam menunjang kehidupan social dan ekonomi.
4. Menciptakan tempat yang lebih baik
dari sebelumnya sesuai keinginan.
D.
Ruang
Lingkup Arsitektur Lansekap
Arsitektur Lanskap berperan aktif dalam berbagai proyek dari
skala besar maupun skala kecil.
Skala besar Arsitektur Lanskap berperan sebagai:
1. Perancangan tapak daerah industri
2. Studi perancangan regional
3. Perancangan kawasan rekreasi atau
tamasya.
Sedangkan skala kecil dari Arsitektur Lanskap berperan
sebagai:
1. Taman lingkungan
2. Taman kantor
3. Taman rumah
E.
Perencanaan
Lansekap
Menurut pengertian dalam Arsitektur
Lanskap, perencanaan (planning) adalah proses yang dinamis dan meningkat untuk
memecahkan berbagai permasalahan atau persoalan yang ditemukan pada tapak
serta merumuskan dan menjabarkan daerah-daerah fungsional dan termasuk dalam
proses untuk pengambilan keputusan. Secara umum, proses perencanaan (planning)
dan perancangan (design) dapat dijelaskan melalui tahapan berikut:
1. Persiapan
Dilakukan
perumusan tujuan, program, informasi mengenai keinginan dan pembuatan
kesepakatan (kontrak). Penyiapan sumber daya, bahan dan alat untuk keperluan
lapang (field) maupun di ruang kerja atau studio (desk). Kegiatan yang
dilakukan dalam proses persiapan antara lain jadwal kerja kegiatan perencanaan,
rencana biaya pelaksanaan kegiatan perencanaan dan produk perencanaan yang akan
dihasilkan.
2. Inventarisasi
Dilakukan
pengumpulan data awal, survei lapang (praktek lapangan), wawancara, pengamatan,
perekaman dan lain-lain. Inventarisasi terdiri dari empat aspek utama, yaitu:
a. Aspek fisik dan biofisik, yang
diletakkan pada peta dasar berupa:
-
Ukuran
-
Bangunan atau konstruksi
-
Drainase
-
Topografi
-
Tanah
-
Tanaman
-
Wildlife (marga satwa)
-
Iklim atau geografi
-
View (pemandangan).
b. Aspek sosial dan budaya, berupa:
-
Jumlah dan usia user (pemakai)
-
Tingkat pendidikan
-
Faktor kesukaan dan pantangan
-
Faktor kebutuhan
-
Pengaruh adat, kepercayaan dan lain-lain.
c. Aspek ekonomi, berupa:
-
Faktor pendanaan dan pembiayaan
-
Sustainabilitas dari lanskap.
d. Aspek teknik, berupa:
-
Peraturan
-
Undang-Undang.
Inventarisasi
berasal dari existing condition (keadaan awal). Intensitas interaksi perancang
dengan tapak harus tinggi untuk menjamin presisi. Inventarisasi lebih mudah
bila didukung oleh peralatan pendukung yang modern.
3. Analisis
Merupakan
tahap penilaian terhadap masalah atau persoalan dan hambatan serta potensi yang
dimiliki oleh tapak.
Kegiatan
analisis memiliki tujuan, sasaran dan fungsi yang diperoleh dari:
a. Data secara kualitas deskriptif,
berupa:
-
Potensi tapak
-
Kendala tapak
-
Amenities (kesenangan, kenikmatan atau fasilitas-fasilitas) tapak
-
Danger signals (tanda bahaya) tapak.
b. Data secara kuantitatif, yang digunakan
dalam penentuan batas daya dukung tapak.
4. Sintesis
Merupakan
masalah atau persoalan yang dicari solusinya, sedangkan potensi dikembangkan
dan dioptimalkan. Sintesis dapat diperoleh dari konsep perencanaan tata
letak/rencana tapak (site planning) yang berperan dalam mengolah input dari
sintesis yang hasilnya berupa alternatif-alternatif perencanaan. Selain itu,
juga berperan dalam membagi ruang dan daerah fungsional.
5. Konsep
Merupakan
pengembangan dari hasil-hasil analisis-sintesis (alternatif terpilih). Konsep
dapat memberikan rincian spesifik fungsi komponen atau elemen-elemen lanskap
atau bahkan jenis yang akan digunakan. Konsep terdiri atas konsep dasar dan
konsep pengembangan (konsep tata ruang, konsep tata hijau, konsep sirkulasi,
konsep fasilitas, konsep utilitas dan sebagainya).
6. Perencanaan (planning)
Tahap
pengembangan konsep yang dinyatakan sebagai rencana lanskap (landscape plan),
yang dapat disajikan dalam bentuk rencana lanskap total atau rencana tapak
(site plan).
7. Perancangan (design) atau desain.
Berisi
elemen-elemen yang sudah harus spesifik dalm hal jumlah, ukuran, jenis, warna
dan lain-lain. Hasil dari desain berupa rancangan lanskap detail (gambar tampak
dan potongan, rancangan penanaman, konstruksi, instalasi dan sebagainya) serta
uraian-uraian tertulis (RAB/Rencana Anggaran Biaya). Desain berfungsi sebagai
bestek (gambar kerja). Dalam sebuah desain, yang harus diperhatikan yaitu:
a.
Skala
atau perbandingan
b.
Teknik
atau cara menggambar/mendesain
c.
Penggunaan
simbol yang digunakan
d.
Diterima
secara umum
e.
Gambar
pendukung: tampak, potongan, axonometric dan perspektif.
f.
Elemen-elemen
yang spesifik, berupa jumlah, ukuran, warna, jenis, proporsi, bentuk, titik,
garis, ruang dan lain-lain.
F.
Perancangan
Lansekap
Perancangan Lanskap merupakan tahapan lanjutan dari
perencanaan lanskap yang dapat menghasilkan beberapa produk, baik dalam bentuk
2 dimensi maupun 3 dimensi. Adapun produk desain dalam bentuk dua dimensi dapat
berupa presentasi gambar detil dalam skala tapak: denah, desain penanaman
(planting desain), tampak depan, tampak samping, tampak burung, perspektif,
hingga gambar potongan. Sedangkan untuk produk 3 dimensi dapat berupa maket.
Hasil perancangan ini, baik 2 dimensi dan juga 3 dimensi dapat disajikan dalam
bentuk softfile maupun hardfile.
G.
Pengelolaan
Lansekap
Pengelolaan Lanskap (Landscape Management) Pengelolaan Lanskap
yaitu tahap dimana seorang arsitek lanskap membuat penyusunan tujuan
pengelolaan, perencanaan pelaksanaan pengelolaan, pelaksanaan pemeliharaan, dan
juga pemantauan pelaksanaan dan perencanaan ulang bila diperlukan. Ada dua
macam pengelolaan yang harus diperhatikan, yaitu pengelolaan ideal dan
pengelolaan fisik. Pengelolaan ideal adalah pengelolaan yang dilakukan agar
suatu lanskap dapat terus berfungsi sebagaimana awal lanskap itu dibuat.
Sedangkan pengelolaan fisik adalah pengelolaan yang dilakukan agar setiap
elemen (benda) yang ada dalam suatu lanskap dapat terus tampil prima dan baik,
contohnya adalah pemangkasan rumput, perbaikan lampu taman, pemupukan,
pengairan tanaman, dan lain-lain.
H.
Taman
Taman merupakan tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh
antara segenap unsur-unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Peranan dan fungsi taman dalam arsitektur lanskap antara lain:
1. Taman sebagai bentuk ekosistem mini.
Merupakan
tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup,
dalam hal ini berupa lingkungan alam, lingkungan buatan dan lingkungan sosial
yang saling mempengaruhi.
2. Taman sebagai tatanan lingkungan.
Lingkungan
hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan atau bentuk.
Pembangunan berwawasan lingkungan memiliki perencanaan dalam menggunakan,
memanfaatkan, maupun mengelola sumber daya secara bijak dan berkesinambungan
untuk meningkatkan kualitas hidup, termasuk kesejahteraan manusia.
3. Taman sebagai bagian tatanan
lingkungan.
Berupa
sembilan fungsi taman sebagai tatanan lingkungan, diantaranya fungsi estetis
(estetika atau keindahan), fungsi hidrologis (tata air), fungsi klimatologis
(iklim, cuaca, suhu dan tata udara), fungsi edaphis (lingkungan hidup satwa
atau keanekaragaman hewan/binatang), fungsi ekologis (persebaran lingkungan
maupun saling ketergantungan antar makhluk hidup), fungsi protektif (faktor
kenyamanan berupa angin, cahaya dan kelembaban), fungsi produktif (hasil atau
produksi), fungsi edukatif (bernuansa pendidikan, pengetahuan, pemahaman dan
ilmu) serta fungsi higienis (terjamin). Taman sebagai bagian dari tatanan
lingkungan dapat memberikan kesan berupa perpaduan antara soft material dengan
hard material yang memberikan nilai estetika yang baik. Selain itu, terdapat
hubungan saling ketergantungan, misalnya dalam rantai makanan antara tikus,
ular, elang dengan bakteri pengurai dan proses penyerbukan pada bunga.
4. Taman sebagai sarana koleksi flora
dan fauna di kawasan perkotaan.
Flora
dan fauna nasional dan maskot daerah merupakan bagian dari kekayaan
keanekaragaman hayati makhluk hidup. Banyak tumbuhan liar (gulma/tanaman
penggangu) memiliki nilai estetika yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias
di lingkungan perkotaan.
Elemen
pada taman terdiri dari dua bagian, yaitu soft material dengan hard material.
1. Soft material, merupakan elemen yang
dominan, terdiri dari:
a. Pohon
b. Perdu
c. Semak
d. Penutup tanah (mulsa)
e. Rumput.
Soft material berfungsi sebagai:
a. Pelindung atau naungan
b. Masalah/problem kebisingan/proteksi
bising atau suara yang mengganggu
c. Pengarah (mengarahkan ke suatu
tempat atau tujuan)
d. Pembatas (membatasi suatu lahan atau
areal tertentu)
e. Pemecah angin (pohon, semak dan
perdu)
f. Penghalang pandang
g. Proteksi terhadap bau (memakai
pengharum untuk menghilangkan bau yang tidak sedap atau menyengat).
2. Hard material, merupakan elemen
selain vegetasi (selain dari persebaran dan keanekaragaman tumbuhan atau
tanaman), yang dimaksud disini adalah benda-benda yang dirancang membentuk
sebuah taman, terdiri dari:
a. Bangunan
b. Gazebo (rumah taman)
c. Kursi atau bangku taman.
d. Kolam ikan
e. Pagar taman
f. Pergola (perambat tanaman)
g. Fasilitas tempat sampah
h. Air mancur taman
i.
Lampu
taman
Hard material berfungsi sebagai:
a. Penambah suasana untuk meningkatkan
nilai-nilai estetika atau keindahan
b. Dapat membangkitkan jiwa seni
seseorang
c. Sebagai tempat untuk meningkatkan
rasa kenyamanan, keamanan dan kenikmatan
d. Menambah pengetahuan
e. Sebagai tempat bertamasya, rekreasi
atau objek wisata.
Sesuai dengan pembatasan penulisan makalah ini maka untuk lebih spesifik
lagi perlu dikenal fungsi taman yang sebenarnya sehingga mencapai sasaran yang dituju dalam penulisan ini.
Berbagai fungsi taman yang dapat dirasakan
manfaatnya adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi untuk kesehatan
Untuk fungsi ini taman dianalogikan dengan paru-paru
manusia bagi sebuah lingkungan. Tanaman pada taman tersebut
pada siang hari melangsungkan proses simbiose
mutualistis dengan
manusia. Proses
pernafasan menusia diperlukan bagi proses asimilasi
pada tanaman, begitu pula sebaliknya.
2.
Fungsi untuk keindahan
Taman yang ditata dengan baik dan dirancang dengan tepat dapat memberikan kesan asri, tenang, nyaman dan menyejukkan. Hal ini diperlukan manusia (terutama
di kota-kota besar) sebagai
kompensasi dari kesibukan
kerja sehari-hari, untuk menggairahkan semangat baru bagi kegiatan selanjutnya.
3.
Taman sebagai daya tarik
Taman yang ditata di lingkungan sebuah bangunan dengan penataan yang menarik akan merupakan daya tarik dan ciri khas dari bangunan
tersebut.
4.
Taman sebagai penunjuk arah
Penempatan tanaman tertentu pada taman sedemikian rupa dapat menjadi penunjuk
arah dan dapat mengarahkan gerak kegiatan di sebuah lingkungan semisal deretan pohon palem raja di kiri kanan jalan di lingkungan pabrik, deretan cemara lilin
di kiri kanan jalan masuk (entrance) bangunan.
5.
Taman sebagai penyaring debu
Bagi pabrik, kilang minyak atau sektor industri lain yang mempunyai kontribusi pada pencemaran udara dari cerobong asapnya, pohon-pohon tinggi dapat membantu
memperkecil polusi di luar lingkungan.
6.
Taman sebagai peredam suara
Taman juga berfungsi sebagai peredam suara, baik dalam lingkungan ke luar atau sebaliknya dapat dibantu dengan menggunakan bukitan kecil yang ditanami
dengan tanaman semak atau perdu sehingga getaran suara dapat diredam
secara alamiah.
7.
Taman sebagai peneduh
Penataan taman dengan menggunakan pohon-pohon rindang akan bermanfaat sebagai peneduh untuk areal terbuka
seperti tempat parkir, koridor tempat rekreasi, tempat istirahat
dan sebagainya.
8.
Taman sebagai pelestari ekosistem
Dengan hadirnya taman di sekitar bangunan yang terdiri dari berbagai tanaman dan pepohonan akan mengundang serangga atau burung sebagai penyebar bibit, penyilang jenis tanaman, penyerbuk dan sebagainya yang akan berperan sebagai pelestari
lingkungan.
9.
Taman sebagai pencegah erosi
Materi taman berupa tanaman, terutama tanaman penutup tanah seperti rerumputan dapat mencegah pengikisan tanah atau erosi.
10. Taman sebagai fungsi simbolik
Selain memiliki fungsi fisik,
taman juga memiliki fungsi simbolik. Nilai-nilai simbolik sering mempengaruhi penataan tata hijau baik tata ruang kota maupun penataan halaman-halaman bangunan. Di Cina dikenal
dengan sebutan “Feng shui”. Hal seperti itu tentunya
untuk tujuan keselamatan: bagaimana meletakkan tanaman tertentu, dihubungkan juga dengan
posisi bangunan, posisi dari arah aliran sungai dan sebagainya. Kadang-kadang ada jenis tanaman yang tabu untuk ditanam di halaman
karena akan membawa bala atau kesialan bagi penghuninya. Hal seperti itu tentu
saja akan dihindari demi keselamatan.
Dengan demikian keselarasan estetika, kegunaan fisik, kebutuhan simbol-simbol lewat kepercayaan,
menghasilkan tata lingkungan dan lansekap yang indah,
menyenangkan, nyaman
dan selamat lahir maupun bathin.
Tanaman sebagai salah satu unsur pembentuk taman tidak saja hanya mempunyai nilai estetis tetapi berfungsi pula untuk menambah kualitas lingkungan. Fungsi tanman adalah sebagai pengontrol pandangan, pembatas fisik, pengendali iklim, pencegah erosi dan sebagai tempat habitat binatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar