Jumat, 01 Januari 2016

DAUN TUNGGAL



A.    Daun
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja da tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku(nodus) batang. dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan Klorofil, oleh karena itu Daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula.
Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten(berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin(berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
B.     Fungsi Daun
Daun pada tumbuhan mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai berikut:
1.      Tempat Pembuatan Makanan (Fotosintesis)
Daun berguna sebagai dapur tumbuhan. Di dalam daun terjadi proses pembuatan makanan (pemasakan makanan). Makanan ini digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses hidupnya dan jika lebih disimpan. Tempat terjadinya fotosintesis pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade, sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
2.      Sebagai organ pernapasan (Respirasi).
Di permukaan daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata inilah, pertukaran gas terjadi. Daun mengambil karbondioksida dari udara dan melepas oksigen ke udara. Proses inilah yang menyebabkan kamu merasa nyaman saat berada di bawah pohon pada siang hari.
3.      Tempat terjadinya transpirasi.
Tidak semua air yang diserap akar dipakai oleh tumbuhan. Kelebihan air ini jika tidak dibuang dapat menyebabkan tumbuhan menjadi busuk dan mati.
4.      Tempat terjadinya gutasi.
Sebagian air yang tidak digunakan dibuang melalui mulut daun, dalam bentuk uap air. Pada malam hari, kelebihan air dikeluarkan melalui sel-sel pucuk daun. Proses ini disebut gutasi.
5.      Sebagai tempat absorpsi terutama menyerap karbon (C)
C.    Daun Tunggal (Folium simplex)
Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu helai daun di setiap tangkainya. Bagian dari batang yang menjadi tempat duduknya daun disebut nodus, dan sudut atas antara daun dan batang disebut ketiak daun. Ciri khas daun tunggal adalah terbentuknya tidak bersamaan dan gugur dari urutan tua ke muda.
 Daun tunggal dapat mempunyai bagian-bagian daun yang berbeda antara golongan tumbuhan satu dengan yang lain. Daun yang mempunyai bagian pelepah atau upih daun (Vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) disebut daun lengkap contohnya: pohon pisang, pohon pinang dan bambu. Sedangkan daun yang tidak lengkap adalah daun yang hanya mempunyai sebagian dari daun lengkap.
Daun bertangkai, adalah daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian daun, contohnya daun mangga Mangvera indica. Daun duduk, adalah daun yang hanya terdiri dari helaian daun saja, contohnya pada biduri Calotropis gigantea R.Br. Daun berupih, adalah daun yang hanya mempunyai upih daun dan helaian daun, contohnya pada daun jagung Zea Mays. Daun yang terdiri dari tangkai saja, biasanya daun yang seperti ini melebar menyerupai helaian daun dan disebut phyllodia, contohnya: daun Oxalis bupleurifolis.
D.    Upih Daun (Vagina)
Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja, misalnya suku rumput (Gramineae), suku empon-empon (Zingiberaceae), pisang (Musa sapientum), golongan palma (Palmae), dan sebagainya.
Upih daun selain merupakan baian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
             1.    Sebagai pelindung kuncup yang masih muda. Misalnya pada tebu Saccharum officinarum.
          2. Memberi kekuatan pada batang tanaman. Dalam hal ini upih daun-daun semuanya membungkus            batang, sehingga batang tidak tampak, bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upihnya, misalnya pada pisang Musa paradisiacal.
E.     Tangkai Daun (Petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya.
Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda.Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Jika dilihat pada penampang melintangnya dapat kita jumpai kemungkinan-kemingkinan berikut:
1.    Bulat dan berongga, misalnya tangkai daun papaya Carica papaya.
2.    Pipih dan tepinya melebar (bersayap), misalnya jeruk Citrus sp.
3.    Bersegi
4.    Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur dalam seperti pada daun pisang Musa paradisiacal.
F.     Bangun Daun (Sirkum skripsio)
Berdasar letak bagian daun yang terlebar itu dapat dibedakan 4 golongan daun, yaitu:
1.    Bagian yang terlebar terdapat kira-kira di tengah-tengah helaian daun
a.    Bulat atau bundar (orbicularis), misalnya pada daun pepaya Carica papaya.
b.    Bangun perisai (peltatus), misalnya pada daun
c.    Jorong (ovalis), misalnya pada daun jambu Psidium guajava.
d.    Memanjang (oblongus), misalnya pada daun sirsat Annona muricata L.
e.    Lanset (lenceolatus), misalnya pada daun durian Durio zibethinus.
2.    Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helai daun
Daun-daun yang mempunyai baian yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian daunnya dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
a.       Pangkal daunnya tidak bertoreh:
1)        Bangun bulat telur (Ovatus), misalnya pada daun kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis.
2)        Bangun segitiga (triangularis), misalnya pada daun bunga pukul empat Mirabilis jalapa.
3)        Bangun delta (deltoideus), misalnya pada daun air mata pengantin Antigonon leptopus.
4)        Bangun belah ketupat (rhomboideus), misalnya pada anak daun yang di ujung pada daun Bangkuwang Pachyrrhizus erosus.
b.      Pangkal daun berlekuk atau bertoreh:
1)        Bangun jantung (cordatus), misalnya pada daun waru Hibiscus tiliaceus.
2)        Bangun ginjal (reniformis), misalnya pada daun kaki kuda Centella asiatica.
3)        Bangun anak panah (sagittatus), misal pada daun Enceng Sagittaria sagittifolia.
4)        Bangun tombak (hastatus), misal pada daun wewehan Monochoria hastata.
3.    Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun
a.       Bangun telur sungsang (obvatus), misal pada daun sawoo kecik Manilkara kauki.
b.      Bangun jantung sungsang (abcordatus), misal pada daun sidaguri Sida retusa.
c.       Bangun segitiga terbalik (cuneatus), misal pada daun Semanggi Marsilea crenata.
d.      Bangun sudip/spatel (spathulatus), misal pada daun tapak liman Elephantopus scaber.
4.    Tidak ada bagian terlebar ,artinya helaian daun dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya
Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika bibandingkan dengan panjangnya.
a.       Bangun garis (linearus), misal pada rumput Gramineae.
b.      Bangun pita (ligulatus), misal pada daun jagung Zea mays.
c.       Bangun pedang (ensiformis), misal pada daun nenas sebrang Agave sisalana.
d.      Bangun paku (subulatus), misal pada daun Araucaria cunninghamii.
e.       Bangun jarum (acerosus), misal pada daun pinus Pinus merkusii.
Gambar 2.6 Bangun Daun
G.    Tulang Daun (Nervatio)
1.      Berdasarkan susunan tulang daunnya debedakan manjadi 4 macam, yaitu:
a.       Tulang Daun Menyirip
Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan, tersusun rapi mulai dari tangkai daun hingga ujung dari helai daun. Contoh tumbuhan yang memiliki jenis tulang seperti ini adalah tulang daun jambu Psidium Guaiava, mangga Mangivera Indica, dan rambutan Nephellium lappacium.
b.      Tulang Daun Melengkung
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis melengkung. Tulang daun jenis ini dapat kita temukan pada berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Misalnya, tulang daun sirih Piper betle, gadung Dioscorea hispida, dan genjer Umnocharis flava.
c.       Tulang Daun Menjari
Tanaman ini mempunyai satu tulang daun yang besar dan bentuknya seperti jari-jari tangan manusia. Misalnya, tulang daun pepaya Carica Papaya, jarak Ricinus communis, daun singkong Manihot utilissima, dan kapas Gossypium sp.
d.      Tulang Daun Sejajar
Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis sejajar, mulai dari pangkal daun hingga ujung daun. Tiap-tiap ujung tulang daun menyatu. Biasanya bentuk daunnya panjang-panjang. Misalnya, tulang daun tebu Saccharum officinarum, padi Oryza sativa, jagung Zea Mays, dan semua jenis rumput-rumputan Gramineae.
Gambar 2.7.1 Susunan Tulang Daun
2.      Tulang-tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
a.       Ibu tulang (costa), ialah tulang yang biasanya terbesar, merupakan terusan tangkai daun, dan terdapat ditengah-tengah membujur dan membelah daun. Oleh tulang ini helaian daun umumnya dibagi menjadi dua bagian yang setangkup atau simetris.
b.      Tulang-tulang cabang (nervus lateralis), yakni tulang-tulang yang lebih kecil dari pada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi atau cabang-cabang tulang-tulang ini. Tulang cabang yang langsung berasal dari ibu tulang dinamakan tulang cabang tingkat 1, cabang tulang cabang tingkat satu dinamakan tulang cabang tingkat 2, demikian seterusnya.
c.       Urat daun (vena), sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula, tetapi yang kecil atau lembut dan satu sama lain besrta tulang-tulang yang lebih besar membentuk susuna seperti jala, kisi, atau lainnya.
Gambar 2.7.2 Tulang Daun Menurut Besar Kecilnya
H.    Ujung Daun (Apex folii)
Ujung daun dapat pula memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Berikut beberapa bentuk ujung daun
1.      Runcing (acutus), jika kedua tepi daun dikanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak dan membentuk sudut lancip. Ujung daun runcing kita dapat pada daun-daun bangun: bulat memanjang, lanset, segitiga, dll. Contohnya pada daun nerinum Nerinum indicum.
2.      Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi hingga ujung nampak sempit panjang dan runcing. Contohnya pada daun sirsak Annona muricata.
3.      Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju satu titik pertemuan, hingga terbentuk satu sudut yang tumpul. Contohnya pada daun sawo Manikara kauki.
4.      Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur. Contohnya pada daun pegagan Centella asiatica.
5.      Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata. Contohnya pada daun semanggi Marsilea crenata.
6.      Terbelah (retusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan, kadang-kadang amat jelas. Contohnya pada daun kupu Bauhinia purpurea.
7.      Berduri (mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing keras. Contohnya pada daun nanas Ananas commocus.
Gambar 2.8 Ujung Daun
I.       Pangkal Daun (Basis folii)
Pangkal daun dibedakan kedalam dua kelompok, yaitu:
1.      Tepi daunnya terpisah oleh pangkal ibu batang/ujung angkai daun
a.       Runcing (acutus), biasanya pada daun yang memanjang, lanset, dan belah ketupat. Contoh: Kamboja Plumeria multifora.
b.      Meruncing (acuminatus), biasanya pada daun bangun bulat telur sungsang atau daun bangun sudip.
c.       Tumpul (obtusus), pada daun-daun bangun bulat telur atau jorong.
d.      Membulat (rotundaus), pada daun-daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur.
e.       Rompang (truncatus), pada daun-daun bangun segitiga, delta, dan tombak.
f.       Berlekuk (emarginatus), pada daun-daun bangun jantung ginjal atau anak panah.
2.      Tepi daunnya dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain
a.       Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama sesuai letak daun pada batang. 
b.      Pertemuan tejadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau berhadapan dengan letak daun
Gambar 2.9 Pangkal Daun
J.      Tepi Daun (Margo folii)
Dalam garis besarnya tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:
1.      Rata (integer)
2.      Bertoreh (divisus)
Daun dengan tepi bertoreh, torehan dapat dangkal atau dapat pula besar dan dalam. Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan merubah bentuk secara keseluruhan, tetapi jika helaian daun bertoreh besar dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut. Torehan yang besar dan dalam tersebut biasanya mengikuti pola pertulangannya (menyirip atau menjari).
a.       Tepi daun bertoreh merdeka
1)      Bergerigi (serratus), misalnya pada daun lantana Lantana camara.
2)      Bergerigi ganda (bisseratus), misalnya pada daun seledri Apium graveolens.
3)      Bergigi (dentatus), misalnya pada daun beluntas Pluchea indica.
4)      Beringit (crenatus), misalnya pada daun cocor bebek Kalanchoe pinnata.
b.      Tepi daun dengan toreh yang mempengaruhi bentuk:
1)      Berlekuk (lobatus),
2)      Bercangap (fissus)
3)      Berbagi (partitus)
Gambar 2.10 Tepi Daun
K.    Danging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat diantara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Bagian inilah yang merupakan dapur tumbuhan yang sesungguhnya. Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-tumbuhan tadi. Tebal atau tipisnya helaian daun, juga bergantung pada tebal tipisnya daging daun.
1.      Tipis seperti selaput (membranaceus), misalnya daun paku selaput Hymenophiluma australe.
2.      Seperti kertas (Papyraceus), tipis tetapi cukup tegar misalnya daun pisang Musa paradisiaca L.
3.      Tipis lunak (herbaceus), misalnya daun selada air Nasturtium officinale.
4.      Seperti perkamen (perkamenteus), tipis tetapi cukup kaku misalnya daun kelapa Cocos nucifera.
5.      Seperti kulit/belulang (coriaceus), yaitu jika helaian daun tebal daun kaku, misalnya daun nyamplung Calophillum inophillum.
6.      Berdaging (carnosus), yaitu jika tebal dan berair, misalnya daun lidah buaya Aloe vera.
L.     Permukaan Daun
Umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda, biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin atau mengkilat jika dibandingkan dengan sisi bawah daun. Perbedaan warna ini disebabkan karena warna hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada di lapisan bawah.
Kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan berupa sisik-sisik, rambut-rambut, duri, dan lain-lain. Dari hal tersebut keadaan permukaan daun dibedakan atas:
1.      Licin (laevis), permukaan daun terlihat:
a.       Mengkilat (nitidus), misalnya pada sisi atas daun Kopi Coffea robusta dan pada sisi atas daun Beringin Ficus benjamina.
b.      Suram (opacus), misalnya pada daun Ketela Rambat Ipomoea batatas Poir.
c.       Berselaput lilin (pruinosus), misalnya pada sisi bawah daun Pisang Musa paradisiaca L dan pada sisi bawah daun Tasbih Canna hybrida.
2.      Gundul (glaber), misalnya pada daun Jambu Air Eugenia aquea.
3.      Kasap (scaber), misalnya pada daun Bambu Bambusa sp.
4.      Berkerut (rugosus), misalnya pada daun Jarong Stachytarpheta jamaicensis dan pada daun Jambu Biji Psidium guaiava.
5.      Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkeriput tetapi kerutannya lebih besar, misalnya pada daun Air Mata Pengantin Antigonon leptopus.
6.      Berbulu (pilosus), jika bulunya halus dan jarang-jarang, misalnya pada daun Tembakau Nicotiana tabacum.
7.      Berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu jika diraba terasa seperti laken atau beludru.
8.      Berbulu kasar (hispidus), bulu kaku dan jika diraba terasa kasar, misalnya pada daun Gadung Dioscorea hispida.
9.      Bersisik (lepidus), misalnya pada sisi bawah daun Durian Durio zibethinus.
Gambar 2. 12 Permukaan Daun
M.   Alat Tambahan pada Daun
1.      Stipula (daun penumpu)
Daun penumpu ini biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun yang kecil, terdapat dekat pangkal tangkai daun, tidak parsisten.
Contoh: bunga sepatu Hibiscus rosa-sinensis
2.     Stipula parsisten
Daun penumpu ini menetap lama dan memeluk batang. Contoh: Kapri Pisun sativum.
3.      Stipula interpetiolus
Daun penumpu ini terletak antara dua tangkai berhadapan. Contohnya pada daun mengkudu Morinda citrifolia.
4.      Stipula bumbung
Daun penumpu yang membungkus kuncup daun (daun yang masih muda)
Contoh: Karet munding Ficus elastica
5.      Selaput bumbung (Ocrea/ochrea)
Selaput tipis yang membungkus ruas batang, terletak di atas tempat duduknya daun. Contoh: Cacabean Polygonum barbatum.
6.      Ligula (lidah daun)
Suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara vagina dan lamina. Contoh: pada daun padi Oryza sativa
Gambar 2.13 Alat Tambahan pada Daun
N.    Modifikasi Daun
Merupakan suatu bentuk adaptasi dari tumbuhan dengan mengubah bentuk daun untuk mempertahankan hidupnya. Macam-macam modifikasi daun yaitu:
1.      Sulur, contoh: sirih Piper betle dan anggur 
2.      Duri, contoh: kaktus  dan lidah buaya Aloe vera.
3.      Tunas, contoh: cocor bebek Kallancoe pinnata.
4.      Piala, contoh: kantong semar Nephentes sp.
Gambar 2.14 Modifikasi Daun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar